Pendekatan Tradisional dan Holistik dalam Mengelola Stres, Kecemasan, Depresi, dan Insomnia Selama Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 telah membawa tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kesejahteraan fisik, mental, dan sosial masyarakat. Seperti yang diuraikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mencakup tidak hanya ketiadaan penyakit tetapi juga kehadiran kesejahteraan dalam tiga domain ini. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi metode tradisional dan holistik untuk mengatasi stres, kecemasan, depresi, dan insomnia selama masa-masa sulit ini. Berikut pemaparan dari Ketua PIKTI, Dr.dr.Ekawahyu Kasih, S.H.,M.H.,S.E.,M.M.,S.Pd.,M.Pd.

Kesejahteraan Sosial: Lebih dari Standar Material

Kesejahteraan sosial adalah komponen penting dari kesehatan secara keseluruhan, dengan dimensi objektif dan subjektif. Kesejahteraan sosial objektif berkaitan dengan standar kehidupan, sementara kesejahteraan sosial subjektif berkaitan dengan kualitas hidup. Bagi beberapa orang, kedua aspek ini dapat saling dipertukarkan, tetapi para ahli menegaskan bahwa kualitas hidup mencakup faktor non-material seperti kebahagiaan, kepuasan, kebebasan, dan hubungan, yang tidak termasuk dalam standar kehidupan.

Tantangan COVID-19

Pandemi COVID-19 telah memicu lonjakan stres, kecemasan, depresi, dan insomnia di antara individu di seluruh dunia. Berbagai faktor berkontribusi pada tantangan kesehatan mental ini, termasuk:

  1. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit menular.
  2. Perilaku kesehatan yang buruk.
  3. Gangguan tidur atau masalah konsentrasi.
  4. Penilaian kesehatan mental dan metode penilaian diri yang tidak memadai.
  5. Masalah ekonomi dan masalah keluarga.
  6. Perubahan pola tidur dan pola makan.

Menghadapi Perubahan Besar dan Tantangan Beradaptasi

Beradaptasi dengan perubahan besar yang dibawa oleh pandemi telah menimbulkan tantangan unik, termasuk:

  1. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan fisik dan mental.
  2. Kurangnya metode penanganan psikologis yang memadai.
  3. Dampak media sosial.
  4. Stres akibat karantina.
  5. Ketakutan dan kecemasan terkait kesehatan pribadi dan keluarga.

Memahami Stres

Stres adalah respons tubuh terhadap pemicu atau ancaman dalam situasi apa pun, dan sering kali dialami sebagai fenomena jangka pendek. Stres dapat dikategorikan sebagai positif (eustress), seperti stres untuk mencapai target pekerjaan, atau negatif (distress), yang dapat menyebabkan masalah seperti insomnia, konsentrasi yang buruk, dan penurunan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas sehari-hari.

Gejala Umum Stres

Stres dapat muncul melalui berbagai gejala, termasuk:

  1. Merasa kewalahan.
  2. Insomnia.
  3. Kesulitan berkonsentrasi.
  4. Masalah memori.
  5. Mudah tersinggung dan marah.
  6. Perubahan kebiasaan makan.

Pencegahan dan Pengelolaan Stres

Untuk mengelola dan mencegah stres, individu dapat mengadopsi berbagai pendekatan, termasuk:

  1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik.
  2. Praktek aromaterapi.
  3. Mendengarkan musik yang menenangkan.
  4. Menggunakan meditasi dalam rutinitas sehari-hari.

Memahami Kecemasan

Kecemasan adalah gangguan kesehatan mental yang persisten yang dapat dipicu oleh stres. Kecemasan tidak memudar begitu ancaman dihilangkan dan dapat menyebabkan gangguan yang signifikan dalam kehidupan sosial, pekerjaan, dan pribadi.

Gejala Umum Kecemasan

Kecemasan dapat muncul melalui gejala seperti:

  1. Panik atau perasaan bahaya yang mendalam.
  2. Detak jantung yang cepat.
  3. Pernapasan cepat atau hiperventilasi.
  4. Rasa gelisah, gugup, atau tegang yang kronis.
  5. Kesulitan berkonsentrasi.
  6. Insomnia.
  7. Masalah pencernaan.
  8. Pikiran obsesif.

Akar Penyebab Kecemasan

Gangguan kecemasan dapat memiliki beberapa akar penyebab, termasuk faktor genetik, ketidakseimbangan kimia otak, dan pengalaman hidup. Mengatasi faktor-faktor ini penting dalam mengelola kecemasan.

Pencegahan dan Pengelolaan Kecemasan

Cara efektif untuk mencegah dan mengelola kecemasan termasuk:

  1. Psikoterapi: Terapi bicara efektif dalam membantu individu mengidentifikasi, memproses, dan mengatasi pemicu kecemasan.
  2. Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavioral Therapy/CBT): Terapi jangka pendek yang sangat efektif yang membantu individu mempelajari keterampilan khusus untuk mengatasi pemicu kecemasan tertentu mereka.
  3. Obat-obatan: Obat anti-kecemasan dapat meredakan gejala, tetapi harus didiskusikan secara menyeluruh dengan profesional kesehatan.
  4. Perubahan gaya hidup: Olahraga teratur, tidur berkualitas, pola makan sehat, dan menghindari kafein, alkohol, dan nikotin dapat mengurangi kecemasan.

Memahami Depresi

Depresi ditandai oleh perasaan sedih yang persisten atau suasana hati yang rendah dan kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya diminati. Ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk peristiwa kehidupan dan ketidakseimbangan kimia dalam otak.

Gejala Umum Depresi

Depresi dapat muncul melalui gejala seperti:

  1. Rasa sedih atau putus asa yang berkelanjutan.
  2. Rasa bersalah, tidak berharga, atau tidak berdaya yang terus-menerus.
  3. Insomnia.
  4. Kehilangan gairah seksual.
  5. Kesulitan berkonsentrasi.
  6. Kelelahan kronis.
  7. Energi berkurang.
  8. Masalah memori.
  9. Kemarahan dan amarah.
  10. Perubahan kebiasaan makan.
  11. Pikiran untuk bunuh diri.
  12. Kegelisahan kronis, agitasi, atau mudah tersinggung.

Mengobati Depresi

Depresi dapat diobati melalui:

  1. Konsultasi dan psikoterapi.
  2. Obat antidepresan.

Memahami Insomnia

Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan tidur, sulit untuk tetap tidur, atau bangun terlalu pagi dan tidak bisa kembali tidur. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, termasuk stres dan kecemasan.

Gejala Umum Insomnia

Insomnia dapat menyebabkan gejala seperti:

  1. Kesulitan tidur pada malam hari.
  2. Sering terbangun di tengah malam.
  3. Bangun terlalu pagi.
  4. Merasa tidak cukup istirahat setelah tidur malam.
  5. Kelelahan atau kantuk pada siang hari.
  6. Iritabilitas, depresi, atau kecemasan.
  7. Kesulitan memperhatikan, fokus pada tugas, atau mengingat.

Penyebab dan Pencegahan Insomnia

Insomnia dapat disebabkan oleh faktor seperti stres, kondisi medis, obat-obatan, dan pilihan gaya hidup. Strategi pencegahan dan pengelolaan melibatkan menjaga jadwal tidur yang konsisten, menciptakan rutinitas tidur yang santai, dan mengatasi stres dan kecemasan yang mendasarinya.

Kesimpulan

Pandemi COVID-19 telah membawa berbagai tantangan terhadap kesejahteraan fisik, mental, dan sosial kita. Dengan memahami dan mengatasi stres, kecemasan, depresi, dan insomnia melalui pendekatan tradisional dan holistik, individu dapat mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan selama masa-masa sulit ini. Berkonsultasi dengan profesional kesehatan dan mencari dukungan dari orang-orang terdekat dapat sangat berharga dalam menghadapi tantangan ini. [ab]

Diterbitkan oleh Ananta Bangun

Wordsmith!

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: