Pendekatan Kesehatan Tradisional dalam Menghadapi Pandemi COVID-19: Analisis Perbandingan Indonesia, Thailand, dan Filipina

Munculnya pandemi global COVID-19 pada Maret 2020 menjadi titik balik penting bagi negara-negara di seluruh dunia. Pemerintah terpaksa merumuskan dan menerapkan langkah-langkah untuk mengendalikan penyebaran virus dan melindungi kesehatan masyarakat.

Sementara pendekatan medis modern menjadi fokus utama, beberapa negara juga mengandalkan praktik kesehatan tradisional dalam upaya melawan virus ini.

Ketua PIKTI, Dr. Ekawahyu Kasih, S.H., M.H., S.E., M.M., S.Pd., M.Pd.
menjelaskan penanganan pandemi COVID-19 melalui perspektif kesehatan tradisional di Indonesia, Thailand, dan Filipina.

Tindakan Pencegahan

Perspektif kesehatan tradisional menekankan pendekatan holistik terhadap kesejahteraan, termasuk langkah-langkah pencegahan. Strategi umum yang diterapkan di ketiga negara meliputi penggunaan masker wajah, mencuci tangan secara teratur, menjaga jarak fisik, dan menghindari kerumunan. Praktik-praktik ini, yang akarannya ada dalam keyakinan tradisional tentang pencegahan penyakit, bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi.

Pelacakan dan Pengujian

Kebijaksanaan kesehatan tradisional sering menekankan pemahaman tentang keterkaitan individu dengan lingkungan mereka. Sejalan dengan ini, pelacakan kontak memainkan peran penting dalam mengidentifikasi kasus COVID-19 potensial. Orang-orang yang telah berkontak dengan kasus terkonfirmasi dicari dan dipantau, sejalan dengan konsep perawatan komunitas dalam tradisi kesehatan.

Metode pengujian bervariasi tetapi mencakup baik pendekatan medis modern maupun diagnosis tradisional. Tes Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), Temporal Clinical Monitoring (TCM), tes antigen, dan tes antibodi digunakan. Gabungan pendekatan ini mencerminkan kemauan negara-negara tersebut untuk menggabungkan metode tradisional dan kontemporer untuk respons yang komprehensif.

Strategi Pengobatan

Strategi pengobatan mempertimbangkan tingkat keparahan infeksi. Kasus ringan atau tanpa gejala didorong untuk menjalani isolasi mandiri, sejalan dengan konsep istirahat dan pemulihan dalam sistem kesehatan tradisional. Untuk kasus sedang hingga berat, hospitalisasi dan intervensi medis menjadi prioritas, menggabungkan keahlian medis modern dengan prinsip perawatan tradisional.

Pendekatan Negara Tertentu

Filipina: Setelah mengangkat sebagian besar pembatasan pada Juni, Filipina mengalami lonjakan kasus yang membebani sistem kesehatan dan perekonomian. Situasi ini menyoroti tantangan dalam menyeimbangkan kesehatan masyarakat dan stabilitas ekonomi.

Thailand: Lockdown cepat, protokol pengujian dan pelacakan yang efektif, serta sistem kesehatan yang kuat membuat Thailand awalnya berhasil mengatasi pandemi. Pendekatan ini sejalan dengan filosofi holistik dari pengobatan tradisional Thailand.

Indonesia: Presiden Jokowi mengumumkan rencana lima poin untuk mengantisipasi gelombang kedua virus, yang mencakup evaluasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB), penguatan pengujian dan pelacakan kontak, meningkatkan jaring pengaman sosial, dan membangun saluran komunikasi responsif.

Pendekatan Pengobatan Tradisional Cina (TCM)

Mengintegrasikan praktik tradisional melampaui batas negara, TCM memainkan peran yang mencolok. Terapi herbal, seperti yang diakui oleh berbagai negara, menunjukkan potensi dalam mempercepat pemulihan pasien. Zhang Boli, akademisi dari Chinese Academy of Engineering, mendukung efikasi klinis TCM dalam mengobati COVID-19.

Kesimpulan

Penanganan pandemi COVID-19 dari perspektif kesehatan tradisional di Indonesia, Thailand, dan Filipina menegaskan pentingnya pendekatan yang beragam. Sementara praktik medis modern tetap penting, mengintegrasikan kebijaksanaan kesehatan tradisional dapat meningkatkan respons negara terhadap krisis kesehatan masyarakat. Pandemi ini telah menunjukkan bahwa sinergi antara kemajuan ilmiah dan wawasan tradisional dapat mengarah pada sistem kesehatan yang lebih tangguh dan adaptif. [ab]

Diterbitkan oleh Ananta Bangun

Wordsmith!

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: