
Pergeseran distribusi populasi suatu negara menuju kelompok usia yang lebih tua telah menjadi tren yang semakin nyata, terutama di negara-negara berpenghasilan tinggi. Jepang, sebagai salah satu contohnya, memiliki sekitar 30% dari populasi mereka berusia di atas 65 tahun. Negara-negara lain seperti China, Rusia, Uni Eropa, dan Amerika Serikat diperkirakan akan mengikuti tren ini pada tahun 2050-an.
Dalam materi salah satu seminar online, Ketua Umum Perkumpulan Induk Organisasi Kesehatan Tradisional Indonesia (PIKTI), Dr.dr.Ekawahyu Kasih, SH,MH,SE,MM,S.Pd,M.Pd. memaparkan kiat menggapai kehidupan sehat dan bahagia bagi para lansia.
Ketika memasuki usia lanjut, ada proses perubahan yang terjadi, baik fisik, mental, maupun sosial. Ilmu yang mempelajari proses penuaan ini dikenal dengan istilah gerontologi. Gerontologi mencakup perubahan-perubahan seperti perubahan fisik, mental, dan sosial yang terjadi seiring bertambahnya usia. Namun, untuk memberikan perawatan yang sesuai bagi lansia, ada disiplin lain yang juga penting, yaitu geriatri.
Geriatri merupakan cabang ilmu kedokteran yang khusus memfokuskan pada perawatan orang tua, yang seringkali melibatkan manajemen berbagai gangguan dan masalah kesehatan yang muncul secara bersamaan.
Para dokter geriatri, atau geriatris, telah mempelajari proses penuaan dengan baik sehingga mereka dapat lebih baik dalam membedakan perubahan yang disebabkan oleh proses penuaan itu sendiri dan perubahan yang mengindikasikan adanya masalah serius.
Proses penuaan dapat berbeda dalam tiga aspek utama:
Usia Kronologis: Berdasarkan lamanya waktu yang telah berlalu sejak lahir.
Usia Biologis: Berkaitan dengan perubahan-perubahan dalam tubuh yang terjadi seiring bertambahnya usia.
Usia Psikologis: Didasarkan pada perilaku dan perasaan seseorang.
Perubahan fisik yang terjadi pada penuaan melibatkan berbagai aspek seperti tulang dan sendi, organ reproduksi, jantung dan pembuluh darah, organ pendengaran dan penglihatan, pernapasan, serta sistem kekebalan tubuh. Selain itu, perubahan psikologis juga menjadi bagian penting dalam proses penuaan, termasuk perubahan emosional dan gangguan mental seperti depresi.
Lansia seringkali menghadapi berbagai masalah sosial yang kompleks. Isolasi sosial, kesulitan keuangan, perasaan kesepian, dan penolakan sosial adalah beberapa di antaranya. Penyesuaian terhadap perubahan-perubahan dalam peran sosial dan keluarga juga menjadi tantangan tersendiri.
Untuk menghadapi tantangan ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil:
- Memastikan istirahat yang cukup.
- Mengurangi aktivitas mengemudi.
- Memanfaatkan alat bantu berjalan seperti tongkat.
- Mengadopsi pola makan sehat dan nutrisi yang baik, serta berhenti merokok.
- Melakukan aktivitas fisik ringan secara teratur.
Masalah kesehatan yang seringkali dihadapi oleh lansia termasuk gangguan saluran pencernaan, obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit mata, osteoartritis, osteoporosis, gangguan saluran kemih, penyakit paru-paru obstruktif kronis, penyakit jantung, anemia, batu empedu, dan perubahan mental seperti gangguan emosi dan kanker.
Pengobatan dan penanganan masalah kesehatan lansia melibatkan pendekatan khusus. Dokter geriatri melibatkan berbagai ahli dalam perawatan, seperti ahli gizi, fisioterapis, terapis okupasi, ahli urologi, psikiater geriatri, dan lainnya.
Selain pengobatan konvensional, pendekatan pengobatan tradisional seperti Pengobatan Tradisional Tiongkok (TCM) juga dapat membantu. Terapi TCM, seperti penggunaan herbal, akupunktur, dan terapi Tuina, telah menunjukkan potensi dalam membantu mengatasi masalah fisik dan mental yang dihadapi oleh lansia.
Mengapresiasi usia lanjut sebagai fase kehidupan yang berharga dan menjalani gaya hidup yang sehat adalah kunci bagi lansia untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan. Dengan perhatian medis yang tepat dan perubahan gaya hidup yang positif, para lansia dapat menjalani masa tua mereka dengan kualitas hidup yang baik. [ab]