
Oleh Dr. Ekawahyu Kasih, Pakar dalam Bidang Ethnomedicine
Ethnomedicine adalah cabang antropologi yang menarik yang dikenal sebagai antropologi medis, yang menggali sistem penyembuhan dan praktik-praktik yang berasal dari kelompok budaya tertentu. Istilah “ethno” merujuk pada ras, orang, atau kelompok budaya, sementara “medicine” mencakup sistem medis dan praktik penyembuhan yang berakar dalam tradisi tertentu. Pada dasarnya, ethnomedicine menjelajahi pengetahuan medis dan penyembuhan yang muncul dari latar belakang budaya atau tradisional yang khusus.
Dunia Ethnomedicine
Ethnomedicine menawarkan wawasan berharga ke dalam berbagai tipe sistem penyembuhan. Peneliti seperti Young dan Fabrega telah mengklasifikasikan sistem-sistem ini ke dalam berbagai kategori, seperti internalisasi, eksternalisasi, dan perspektif biokultural atau ekologis praktik medis.
Foster dan Anderson, dalam penelitian mereka tahun 1978, memperluas pada klasifikasi ini, mempertimbangkan aspek-aspek seperti teori-teori penyebab penyakit (personalistik atau naturalistik) dan praktik-praktik perawatan kesehatan. Loustanunau dan Sobo, pada tahun 1997, fokus pada para praktisi itu sendiri, mengategorikan mereka sebagai personalistik atau naturalistik dalam pendekatan penyembuhan mereka.
Karya Erickson pada tahun 2008 berpusat pada pemahaman tentang penyebab penyakit, membedakan penjelasan biomedis, ketidakseimbangan dalam sistem tubuh internal, dan penyakit yang disebabkan oleh roh jahat.
Kerangka Hukum Ethnomedicine di Indonesia
Di Indonesia, ethnomedicine memiliki dasar hukum dalam beberapa peraturan penting, seperti Pasal 59 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Tradisional, Pasal 7 Peraturan Presiden No. 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional, dan Pasal 60 Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Peraturan-peraturan ini mengakui tiga jenis praktik kesehatan tradisional: empiris, komplementer, dan integratif. Praktik-praktik empiris berdasarkan pada keterampilan, sementara praktik-praktik komplementer menggunakan ramuan herbal.
Ethnomedicine di Indonesia: Tradisi Empiris
Tradisi empiris dalam ethnomedicine Indonesia mengandalkan keterampilan dan teknik-teknik yang turun temurun. Ini termasuk terapi seperti “bekam” (terapi penggunaan alat berbekam), “kerokan” (terapi dengan cara menggosok dengan uang logam), “gurah” (membersihkan tenggorokan), dan berbagai bentuk pijatan tradisional. Di Kepulauan Mentawai, para penyembuh tradisional yang dikenal sebagai “dukun” memainkan peran penting dalam sistem perawatan kesehatan, memberikan layanan seperti penyetelan tulang dan bantuan saat melahirkan.
Ramuan Herbal: Apotek Alam
Penggunaan ramuan herbal adalah aspek penting dalam ethnomedicine Indonesia. Obat-obatan herbal telah menjadi bagian integral dari praktik penyembuhan tradisional negara ini selama berabad-abad. Beberapa ramuan herbal tradisional Indonesia yang terkenal termasuk kelapa (Cocos nucifera Linn), kantil (Michelia champaka), daun sirih, kencur (Kaempferia galanga Linn), kunyit (Curcuma domestica Val), dan jahe (Zingiber officionale Rosc).
Obat-obatan herbal ini diakui dan diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, yang memastikan keamanan dan kualitasnya. Peraturan-peraturan ini diuraikan dalam beberapa peraturan BPOM, termasuk yang berkaitan dengan klasifikasi, label, dan registrasi obat-obatan alam Indonesia.
Pendekatan Holistik terhadap Kesehatan
Apa yang membedakan ethnomedicine Indonesia adalah pendekatan holistiknya terhadap kesehatan. Ini mengintegrasikan semua sistem penyembuhan dan mengadopsi pendekatan komprehensif dalam studi tentang kesehatan dan penyakit. Pendekatan ini mempertimbangkan faktor-faktor ekologi, biologi, dan budaya sambil juga mengakui pengaruh kekuatan politik dan ekonomi pada pola kesehatan dan akses ke sumber daya perawatan kesehatan.
Sebagai kesimpulan, ethnomedicine dan tradisi herbal Indonesia menawarkan berbagai praktik penyembuhan yang kaya yang sangat berakar dalam budaya dan tradisi. Dengan mengakui dan merangkul praktik-praktik ini dalam kerangka perawatan kesehatan modern, Indonesia berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan potensi besar mereka dalam mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan holistik. Ethnomedicine merupakan bukti dari kebijaksanaan kuno bahwa alam dan tradisi memegang kunci untuk vitalitas fisik dan spiritual kita. [ab]